Friday 17 November 2017

Setya Novanto

Dibalik cara murahan nya Setnov untuk ngehindar dari KPK, dibalik becandaan-becandaan yang akhirnya bisa menyatukan semua orang Indonesia tanpa batasan SARA, ada figur politik yang lagi nyerang Setnov karena kapasitas nya sebagai ketua umum Golkar yang ngebawa Golkar melipir ke kubu Jokowi.

Dibalik meme-meme kocak fortuner nabrak, 45km/jam, tiang listrik (maaf, tiang lampu), benjolan bapao, dll, ada politisi yang “memberi ijin” ke KPK untuk ngejar Setnov, yang terus-terusan ngomong Setnov harus menghormati hukum, yang lagi all out di media bilang sakit Setnov bohong, yang bilang Golkar harus mengadakan munas untuk milih ketua umum baru.

End game nya? Re-gain control over Golkar / posisi ketua umum Golkar / proxy nya dia dapetin posisi ketua umum Golkar, supaya politisi ini ada leverage ke presiden kita di dalam Koalisi Indonesia Hebat. But don’t judge too quickly, the reason that this antagonist politician bisa sampe rise to be a villain kayak gini juga karena salah nya Jokowi yang shut him down secara kasar.

So just like in the TV series Billions, there are no clear good or bad guys, just a bunch of ******** fighting each other. Satu kubu conducting a serious political attack, dilawan sama an equally serious defense strategy yang di backing sama the scariest people in the country.

Now, I don’t like Setnov, the guy I called Little Fingers, he’s the closest thing to an Indonesian “concierge of crime” (yes, Blacklist). And ceteris paribus, dia harus ditangkep and bring down everyone with him. Tapi on the other hand, kalo Setnov beneran tumbang, the political map bakal jadi berantakan, di tahun-tahun vital sebelum pilpres (an unnecessary chaos).

So how will it possibly end? Now that, is the real juicy story dibalik drama Setnov.